Pendidikan Multikultural Berbasis REF (Respect, Excellent, Friendship) Sebagai
Upaya Menjaga Stabilitas Pendidikan Nasional dan Global
Pendidikan
merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan. Pendidikan dapat
menjadi bagian dari proses pembangunan nasional. Oleh karena itu, bangsa yang
maju dapat dilihat dari kualitas pendidikannya. Posisi Indonesia sebagai poros
perkembangan global, khususnya di wilayah Asia Tenggara, membuat arus
globalisasi dengan deras menerpa bangsa Indonesia. Efek derasnya arus
globalisasi ini salah satunya adalah berubahnya paradigma pendidikan Indonesia.
Paradigma pendidikan Indonesia lebih mengarah pada mengajarkan anak untuk
berfikir daripada apa yang seharusnya dipikirkan oleh setiap anak.
Akibat
dari perubahan paradigma ini, maka pendidikan Indonesia cenderung untuk mengharuskan
anak-anak menguasai berbagai macam ilmu pengetahuan yang terdistribusi dengan
tidak merata dibandingkan dengan menguasai salah satu ilmu pengetahuan yang
difokuskan. Hal ini membuat pelajar di Indonesia tidak menyadari, bahwa, dalam
pengetahuan yang diterimanya terdapat berbagai interpretasi yang didasarkan
pada kepentingan-kepentingan tertentu. Sehingga, dalam pelaksanaanya akan
menimbulkan berbagai macam perbedaan. Sebagian besar pelajar Indonesia tidak
terbiasa menerima perbedaan-perbedaan tersebut. Pelajar Indonesia menjadi
terkesan individualis dalam mengejar prestasi, ditambah kurikulum pendidikan
Indonesia yang secara tersirat masih menerapkan kecerdasan sebagai ukuran utama
keberhasilan pendidikan menyebabkan pelajar Indonesia berlomba-lomba untuk
menjadi yang paling cerdas dalam lingkungan belajarnya.
Untuk
itu, sebuah pendidikan multikultural diperlukan untuk memfasilitasi pelajar
Indonesia dalam menyadarkan perubahan paradigma pendidikan yang sedang
dialaminya. Pendidikan multikultural ini memberikan makna kepada kita, bahwa
dalam setiap penyelenggaraan pendidikan harus memberikan kesempatan dan
perlakuan yang sama kepada seluruh anak bangsa, baik secara etnis, gender,
fisik, dan religi. Pendidikan multikultural ini akan menyadarkan kita semua,
bahwa secara tersirat, tujuan utama dalam proses pendidikan adalah kolaborasi
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itulah pendidikan multikultural
sangat diperlukan. Pendidikan multikultural yang dapat membantu bangsa
Indonesia dalam mencapai tujuan pendidikan nasional harus menganut pada tiga
asas, yaitu respect, excellent, and
friendship.
Respect atau
yang dapat kita maknai sebagai rasa saling menghormati dan menghargai ini
merupakan salah satu asas yang harus diterapkan dalam setiap penyelenggaraan
pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia sudah dimulai
sejak dini atau lebih dikenal dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Satu hal
yang menarik dari PAUD ini adalah kurang atau bahkan tidak ditanamkannya
pendidikan multikultural yang berasaskan respect
kepada anak-anak. Seperti yang kita ketahui, anak-anak usia dini (3-5 tahun)
sedang dalam tahap perkembangan kepribadian. Penting bagi setiap stakeholder pendidikan Indonesia untuk
secara serius dan terbuka mengakui bahwa PAUD yang ada saat ini bertujuan untuk
menyiapkan anak masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, bukan untuk
menanamkan karakter pada anak tersebut. Akibatnya, kurikulum yang direncanakan
untuk pendidikan karakter pun tidak akan pernah tercapai.
Ketika
anak-anak usia dini diberikan pendidikan multikultural yang berasaskan respect ini, maka anak akan terbiasa dan
menyadari bahwa pendidikan itu merupakan milik seluruh bangsa bukan milik
dirinya sendiri. Sifat respect ini
akan tumbuh dan berkembang sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak
tersebut. Pada akhirnya, pendidikan Indonesia ini akan menghasilkan generasi
yang saling menghargai dan menghormati antar bangsa, bahkan ketika asas respect ini tumbuh menjadi sebuah
kepribadian, maka mereka akan secara naluriah berkolaborasi untuk bersama
membangun peradaban yang maju, baik secara regional maupun global.
Excellent atau
yang dapat kita maknai sebagai rasa berjuang sampai titik darah penghabisan ini
merupakan asas lainnya yang harus diterapkan dalam melaksanakan pendidikan
multikultural. Sama seperti sifat respect,
sifat excellent ini juga harus
diterapkan sejak PAUD. Dengan memahami dan memaknai kedua sifat tersebut maka
anak-anak akan menyadari bahwa segala sesuatu tidak dapat diperoleh atau
dicapai secara instan, semua harus dilakukan dengan penuh perjuangan dengan cara
berkolaborasi. Dengan pendidikan multikultural yang berbasis pada asas excellent ini, maka para pelaku
pendidikan Indonesia akan sadar bahwa segala perbedaan yang ada dalam pendidikan
pada hakikatnya merupakan sebuah proses untuk menciptakan sebuah peradaban yang
lebih baik.
Semangat
perjuangan yang dimiliki anak-anak Indonesia melalui pendidikan multikultural
berasaskan excellent ini akan
memberikan dampak positif bagi perkembangan dan pembangunan nasional. Sejalan
dengan perkembangan dan pembangunan nasional tersebut, semangat perjuangan ini
akan dibawa oleh bangsa Indonesia untuk menjalin kolaborasi dengan
bangsa-bangsa lain baik ditingkat regional maupun dunia, semangat perjuangan
ini akan membuat hubungan yang baik dengan bangsa-bangsa di dunia.
Friendship atau
yang dapat kita maknai sebagai rasa persahabatan ini merupakan asas terakhir
yang harus ada dalam setiap pelaksanaan pendidikan multikultural di Indonesia.
Dengan rasa persahabatan yang tinggi maka pendidikan di Indonesia tidak akan
mengenal yang namanya persaingan. Namun, yang akan dikenal adalah semangat
perjuangan untuk bersama mewujudkan cita-cita bangsa, berkolaborasi dengan rasa
saling menghargai dan menghormati segala perbedaan yang ada untuk membangun
peradaban yang lebih maju, dan menciptakan stabilitas nasional yang kuat dan
kokoh.
Pendidikan
multikultural berbasis REF tersebut dapat membuat paradigma pendidikan
Indonesia menjadi lebih maju dan lebih segar. Dengan REF, tidak akan ada lagi
kasus-kasus seperti perkelahian antar pelajar, ataupun kecurangan saat ujian,
karena REF ini memfasilitasi anak-anak Indonesia untuk menyadari
perbedaan-perbedaan yang ada dalam setiap manusia, baik gender, ras, etnis,
religi, maupun tingkat kecerdasan. Pendidikan multikultural ini akan berhasil
apabila diterapkan pada PAUD. Butuh waktu 5,10, atau bahkan 20 tahun untuk
dapat menikmati buah keberhasilan penerapan pendidikan multikultural berbasis
REF ini, karena kita saat ini percaya bahwa pendidikan tidaklah instan, segala
sesuatunya merupakan sebuah proses berkelanjutan.
Setelah
program pendidikan multikultural berbasis REF ini mampu diterapkan dengan baik
dan benar di Indonesia, maka tidak menutup kemungkinan bahwa kedepannya, dengan
rasa saling menghargai, dengan semangat perjuangan yang tinggi, serta dengan
persahabatan yang kuat akan membawa bangsa Indonesia kepada peradaban yang
lebih maju. Selain itu, dengan REF ini akan maka stabilitas pendidikan nasional
Indonesia akan selalu terjaga, dan dengan terjaganya stabilitas pendidikan
nasional ini, maka bangsa Indonesia akan dengan mudah menjalin kolaborasi
dengan bangsa-bangsa di dunia dalam upaya mewujudkan peradaban dunia yang lebih
maju dan baik lagi.
Dengan
program pendidikan multikultural berbasis REF ini, Indonesia pada akhirnya
dapat menjadi poros pendidikan global yang akan berkolaborasi dengan
bangsa-bangsa di dunia dalam menciptakan dan menjaga stabilitas pendidikan
global, sehingga pada akhirnya pendidikan dapat dirasakan oleh seluruh bangsa
di dunia.
0 Comment to "Pendidikan Multikultural : Kewajiban atau Kebutuhan?"
Post a Comment