Tuesday 14 July 2015

Pendidikan Multikultural : Kewajiban atau Kebutuhan?

Pendidikan Multikultural Berbasis REF (Respect, Excellent, Friendship) Sebagai Upaya Menjaga Stabilitas Pendidikan Nasional dan Global

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan. Pendidikan dapat menjadi bagian dari proses pembangunan nasional. Oleh karena itu, bangsa yang maju dapat dilihat dari kualitas pendidikannya. Posisi Indonesia sebagai poros perkembangan global, khususnya di wilayah Asia Tenggara, membuat arus globalisasi dengan deras menerpa bangsa Indonesia. Efek derasnya arus globalisasi ini salah satunya adalah berubahnya paradigma pendidikan Indonesia. Paradigma pendidikan Indonesia lebih mengarah pada mengajarkan anak untuk berfikir daripada apa yang seharusnya dipikirkan oleh setiap anak.
Akibat dari perubahan paradigma ini, maka pendidikan Indonesia cenderung untuk mengharuskan anak-anak menguasai berbagai macam ilmu pengetahuan yang terdistribusi dengan tidak merata dibandingkan dengan menguasai salah satu ilmu pengetahuan yang difokuskan. Hal ini membuat pelajar di Indonesia tidak menyadari, bahwa, dalam pengetahuan yang diterimanya terdapat berbagai interpretasi yang didasarkan pada kepentingan-kepentingan tertentu. Sehingga, dalam pelaksanaanya akan menimbulkan berbagai macam perbedaan. Sebagian besar pelajar Indonesia tidak terbiasa menerima perbedaan-perbedaan tersebut. Pelajar Indonesia menjadi terkesan individualis dalam mengejar prestasi, ditambah kurikulum pendidikan Indonesia yang secara tersirat masih menerapkan kecerdasan sebagai ukuran utama keberhasilan pendidikan menyebabkan pelajar Indonesia berlomba-lomba untuk menjadi yang paling cerdas dalam lingkungan belajarnya.
Untuk itu, sebuah pendidikan multikultural diperlukan untuk memfasilitasi pelajar Indonesia dalam menyadarkan perubahan paradigma pendidikan yang sedang dialaminya. Pendidikan multikultural ini memberikan makna kepada kita, bahwa dalam setiap penyelenggaraan pendidikan harus memberikan kesempatan dan perlakuan yang sama kepada seluruh anak bangsa, baik secara etnis, gender, fisik, dan religi. Pendidikan multikultural ini akan menyadarkan kita semua, bahwa secara tersirat, tujuan utama dalam proses pendidikan adalah kolaborasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itulah pendidikan multikultural sangat diperlukan. Pendidikan multikultural yang dapat membantu bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan pendidikan nasional harus menganut pada tiga asas, yaitu respect, excellent, and friendship.
Respect atau yang dapat kita maknai sebagai rasa saling menghormati dan menghargai ini merupakan salah satu asas yang harus diterapkan dalam setiap penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia sudah dimulai sejak dini atau lebih dikenal dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Satu hal yang menarik dari PAUD ini adalah kurang atau bahkan tidak ditanamkannya pendidikan multikultural yang berasaskan respect kepada anak-anak. Seperti yang kita ketahui, anak-anak usia dini (3-5 tahun) sedang dalam tahap perkembangan kepribadian. Penting bagi setiap stakeholder pendidikan Indonesia untuk secara serius dan terbuka mengakui bahwa PAUD yang ada saat ini bertujuan untuk menyiapkan anak masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, bukan untuk menanamkan karakter pada anak tersebut. Akibatnya, kurikulum yang direncanakan untuk pendidikan karakter pun tidak akan pernah tercapai.
Ketika anak-anak usia dini diberikan pendidikan multikultural yang berasaskan respect ini, maka anak akan terbiasa dan menyadari bahwa pendidikan itu merupakan milik seluruh bangsa bukan milik dirinya sendiri. Sifat respect ini akan tumbuh dan berkembang sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut. Pada akhirnya, pendidikan Indonesia ini akan menghasilkan generasi yang saling menghargai dan menghormati antar bangsa, bahkan ketika asas respect ini tumbuh menjadi sebuah kepribadian, maka mereka akan secara naluriah berkolaborasi untuk bersama membangun peradaban yang maju, baik secara regional maupun global.
Excellent atau yang dapat kita maknai sebagai rasa berjuang sampai titik darah penghabisan ini merupakan asas lainnya yang harus diterapkan dalam melaksanakan pendidikan multikultural. Sama seperti sifat respect, sifat excellent ini juga harus diterapkan sejak PAUD. Dengan memahami dan memaknai kedua sifat tersebut maka anak-anak akan menyadari bahwa segala sesuatu tidak dapat diperoleh atau dicapai secara instan, semua harus dilakukan dengan penuh perjuangan dengan cara berkolaborasi. Dengan pendidikan multikultural yang berbasis pada asas excellent ini, maka para pelaku pendidikan Indonesia akan sadar bahwa segala perbedaan yang ada dalam pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah proses untuk menciptakan sebuah peradaban yang lebih baik.
Semangat perjuangan yang dimiliki anak-anak Indonesia melalui pendidikan multikultural berasaskan excellent ini akan memberikan dampak positif bagi perkembangan dan pembangunan nasional. Sejalan dengan perkembangan dan pembangunan nasional tersebut, semangat perjuangan ini akan dibawa oleh bangsa Indonesia untuk menjalin kolaborasi dengan bangsa-bangsa lain baik ditingkat regional maupun dunia, semangat perjuangan ini akan membuat hubungan yang baik dengan bangsa-bangsa di dunia.
Friendship atau yang dapat kita maknai sebagai rasa persahabatan ini merupakan asas terakhir yang harus ada dalam setiap pelaksanaan pendidikan multikultural di Indonesia. Dengan rasa persahabatan yang tinggi maka pendidikan di Indonesia tidak akan mengenal yang namanya persaingan. Namun, yang akan dikenal adalah semangat perjuangan untuk bersama mewujudkan cita-cita bangsa, berkolaborasi dengan rasa saling menghargai dan menghormati segala perbedaan yang ada untuk membangun peradaban yang lebih maju, dan menciptakan stabilitas nasional yang kuat dan kokoh.
Pendidikan multikultural berbasis REF tersebut dapat membuat paradigma pendidikan Indonesia menjadi lebih maju dan lebih segar. Dengan REF, tidak akan ada lagi kasus-kasus seperti perkelahian antar pelajar, ataupun kecurangan saat ujian, karena REF ini memfasilitasi anak-anak Indonesia untuk menyadari perbedaan-perbedaan yang ada dalam setiap manusia, baik gender, ras, etnis, religi, maupun tingkat kecerdasan. Pendidikan multikultural ini akan berhasil apabila diterapkan pada PAUD. Butuh waktu 5,10, atau bahkan 20 tahun untuk dapat menikmati buah keberhasilan penerapan pendidikan multikultural berbasis REF ini, karena kita saat ini percaya bahwa pendidikan tidaklah instan, segala sesuatunya merupakan sebuah proses berkelanjutan.
Setelah program pendidikan multikultural berbasis REF ini mampu diterapkan dengan baik dan benar di Indonesia, maka tidak menutup kemungkinan bahwa kedepannya, dengan rasa saling menghargai, dengan semangat perjuangan yang tinggi, serta dengan persahabatan yang kuat akan membawa bangsa Indonesia kepada peradaban yang lebih maju. Selain itu, dengan REF ini akan maka stabilitas pendidikan nasional Indonesia akan selalu terjaga, dan dengan terjaganya stabilitas pendidikan nasional ini, maka bangsa Indonesia akan dengan mudah menjalin kolaborasi dengan bangsa-bangsa di dunia dalam upaya mewujudkan peradaban dunia yang lebih maju dan baik lagi.
Dengan program pendidikan multikultural berbasis REF ini, Indonesia pada akhirnya dapat menjadi poros pendidikan global yang akan berkolaborasi dengan bangsa-bangsa di dunia dalam menciptakan dan menjaga stabilitas pendidikan global, sehingga pada akhirnya pendidikan dapat dirasakan oleh seluruh bangsa di dunia.  

Share this

0 Comment to "Pendidikan Multikultural : Kewajiban atau Kebutuhan?"

Post a Comment