Menurut KBBI pendekatan
merupakan proses, cara, atau perbuatan mendekati. sedangkan saintifik yang
berasal dari kata sains yang merupakan pengetahuan sistematis yang diperoleh dari
suatu observasi, penelitian, dan uji coba yang mengarah pada penentuan sifat
dasar atau prinsip sesuatu yang sedang diselidiki, dipelajari. Dalam bahasa
inggris pendekatan berasal dari kata approach
yang artinya mendekati sesuatu dengan pandangan tertentu. Sehingga pendekatan Saintifik
ini dapat diartikan sebagai sebuah pandangan atau konsep
dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan
melatari pemikiran tentang
bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan
sistematika keilmiahan
tertentu.
Kemendikbud (2013)
memberikan konsepsi
tersendiri bahwa pendekatan
ilmiah (scientific approach) dalam
pembelajaran didalamnya
mencakup komponen: mengamati,
menanya, menalar, mencoba/mencipta, menyajikan /mengkomunikasikan. Menurut
lazim (2013:1) Pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah
proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta
didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip
melalui tahapan-tahapan mengamati
(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum
atau prinsip yang “ditemukan”.
Pendekatan saintifik ini
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman mendalam
dan bermana kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai
materi menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan saintifik ini digunakan
dalam pembelajaran dengan tujuan-tujuan tertentu, yaitu:
1.
untuk meningkatkan
kemampuan intelek, khususnya
kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa.
2.
untuk membentuk
kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara
sistematik.
3.
terciptanya kondisi
pembelajaran dimana siswa
merasa bahwa belajar
itu merupakan suatu kebutuhan.
4.
diperolehnya
hasil belajar yang tinggi.
5.
untuk melatih
siswa dalam mengomunikasikan ide-ide,
khususnya dalam
menulis artikel ilmiah.
untuk mengembangkan
karakter siswa.
Prinsip-prinsip yang ada dalam pendekatan saintifik
adalah:
1.
Pembelajaran
berpusat pada siswa
2.
Pembelajaran
membentuk student’s self concept
3.
Pembelajaran
terhindar dari verbalisme
4.
Pembelajaran
memberikan kesempatan kepada peserta didik mampu mengasimiliasi, mengakomodasi,
dan mensintesis konsep, prinsip, atau hukum tertentu.
5.
Pembelajaran
meningkatkan kemampuan berpikir siswa
6.
Pembelajaran
memberikan motivasi kepada siswa
7.
Pembelajaran
dialkukan secara nyata dan berdasarkan pengalaman langsung oleh peserta didik
8.
Pembelajaran
dilakukan secara sistematis guna menemukan, membuktikan, atau menegmbangakn
pengetahuan, konsep, atau prinsip yang telah ada.
Dalam pendekatan saintifik ini seperti yang telah
dijelaskan oleh Kemendikbud tahun 2013, dibuatlah susunan atau sistematika atau
langkah-langkah dalam melaksanakan pendekatan saintifik ini. Langkah-langkah
ini disusun guna membangun atau mengkonstruksikan konsep-konsep yang akan
dialami oleh peserta didik, sehingga pembelajaran akan terasa lebih bermakana.
Langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan
pendekatan saintifik adalah:
1. Mengamati (Observing)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca,mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.
2. Menanya (Questioning)
Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait hasil pengamatan objek yang sedang mereka lakukan, baik itu berupa sesuatu yang konkrit maupun abstrak yang berkenaan dengan fakta, konsep, maupun prosedur. Pertanyaan yang diajukan dapat berupa pertanyaan yang bersifat faktual maupun bersifat hipotetik. Dari situasi ini, peserta didik akan dilatih untuk menggunakan pertanyaan dari guru untuk menemukan fakta yang ada. Dari kegiatan menanya ini dihasilkan sejumlah pertanyaan dan melalui kegiatan bertanya ini maka rasa ingin tahu peserta didik akan berkembang. Dari kegiatan menanya ini, maka peserta didik akan dapat melakukan kegiatan mengumpulkan informasi untuk mendukung jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diutarakan. Pengumpulan informasi ini dapat dilakukan dengan percobaan langsung ataupun dengan studi kepustakaan. Hasil informasi yang telah didapakan akan digunakan untuk mengkonstruksikan sebuah konsep, prinsip, atau hukum tertentu.
3. Menalar (Associating)
Kegiatan “mengasosiasi/mengolah informasi/menalar” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu pedekatan dan model pembelajaran informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. Kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
4. Mencoba (Experimenting)
Kegiatan mencoba ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan sikap, keterampilan, serta pengetahuan yang dimiliki peserta didik. Kegiatan ini dapat berupa melakukan sebuah percobaan, praktik, pengerjaan proyek, pembuatan sebuah produk, dan lain sebagainya. Dalam kegiatan mencoba ini tentu saja dilakukan dengan cara-cara ilmiah yang sistematis, logis,, dan rasional menurut metode atau prosedur-prosedur tertentu.
Kegiatan mencoba ini dirancang mulai dari tahap persiapan dimana pserta didik mulai berpikir tentang tujuan yang akan mereka capai dari kegiatan tersebut, kemudian kegiatan pelaksanaan yang dilakukan sesuai aturan tertentu, sampai pada pembuatan laporan hasil akhir kegiatan yang telah mereka lakukan, sehingga kegiatan ini merupakan sebuah kkegiatan ilmiah yang sistematis.
5. Mengkomunikasikan (Networking)
Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
1. Mengamati (Observing)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca,mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.
2. Menanya (Questioning)
Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait hasil pengamatan objek yang sedang mereka lakukan, baik itu berupa sesuatu yang konkrit maupun abstrak yang berkenaan dengan fakta, konsep, maupun prosedur. Pertanyaan yang diajukan dapat berupa pertanyaan yang bersifat faktual maupun bersifat hipotetik. Dari situasi ini, peserta didik akan dilatih untuk menggunakan pertanyaan dari guru untuk menemukan fakta yang ada. Dari kegiatan menanya ini dihasilkan sejumlah pertanyaan dan melalui kegiatan bertanya ini maka rasa ingin tahu peserta didik akan berkembang. Dari kegiatan menanya ini, maka peserta didik akan dapat melakukan kegiatan mengumpulkan informasi untuk mendukung jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diutarakan. Pengumpulan informasi ini dapat dilakukan dengan percobaan langsung ataupun dengan studi kepustakaan. Hasil informasi yang telah didapakan akan digunakan untuk mengkonstruksikan sebuah konsep, prinsip, atau hukum tertentu.
3. Menalar (Associating)
Kegiatan “mengasosiasi/mengolah informasi/menalar” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu pedekatan dan model pembelajaran informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. Kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
4. Mencoba (Experimenting)
Kegiatan mencoba ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan sikap, keterampilan, serta pengetahuan yang dimiliki peserta didik. Kegiatan ini dapat berupa melakukan sebuah percobaan, praktik, pengerjaan proyek, pembuatan sebuah produk, dan lain sebagainya. Dalam kegiatan mencoba ini tentu saja dilakukan dengan cara-cara ilmiah yang sistematis, logis,, dan rasional menurut metode atau prosedur-prosedur tertentu.
Kegiatan mencoba ini dirancang mulai dari tahap persiapan dimana pserta didik mulai berpikir tentang tujuan yang akan mereka capai dari kegiatan tersebut, kemudian kegiatan pelaksanaan yang dilakukan sesuai aturan tertentu, sampai pada pembuatan laporan hasil akhir kegiatan yang telah mereka lakukan, sehingga kegiatan ini merupakan sebuah kkegiatan ilmiah yang sistematis.
5. Mengkomunikasikan (Networking)
Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
0 Comment to "Pendekatan Saintifik (Scientiffic Approach)"
Post a Comment