Tuesday 30 June 2015

Pengembangan Media Pembelajaran


Pengembangan Media Pembelajaran-Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Sadiman, dkk (2006:6) menjelaskan bahwa kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau penghantar. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan, fungsinya untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Media mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar yaitu dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi yang disampaikan oleh guru dalam pembelajaran, mengarahkan dan meningkatkan perhatian siswa, serta mengefektifkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu media pembelajaran juga dapat digunakan oleh siswa sebagai sarana belajar mandiri, atau bersama dengan siswa lainnya tanpa kehadiran seorang guru. Dengan media pembelajaran dapat terus berlangsung meskipun tidak disertai oleh guru.
Media pembelajaran sebagai sumber belajar merupakan komponen dari system instruksional disamping pesan, orang, teknik latar dan peralatan. Sehingga fungsi media pembelajaran yang utama adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Dengan demikian penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pencapaian pembelajaran sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian isi pesan pembelajaran. Secara umum media mempunyai kegunaan:
a.    Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis
b.    Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra
c.    Menimbulakan gairah belajar, interaksi labih langsung antara murid dengan sumber belajar
d.   Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, audiotori dan kinestetiknya
e.    Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama
Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Alat Peraga
Alat peraga yaitu alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep. Sedangkan Menurut Anderson dalam Lestari (2006), alat peraga digunakan sebagai media atau perlengkapan untuk membantu para pengajar. Alat peraga juga dapat dikatakan sebagai alat pembantu dalam mengajar agar efektif.
Hubungan antara media dengan alat peraga yaitu bahwa media pendidikan adalah alat-alat yang dapat dilihat dan didengar untuk membuat cara berkomunikasi menjadi efektif. alat peraga ini bisa diartikan juga sebagai alat bantu dalam mengajar agar lebih efektif. Alat peraga ini merupakan sebuah bentuk perantara yang dipakai orang sehingga gagasannya sampai pada penerima. Tiap-tiap benda yang dapat menjelaskan suatu ide, prinsip, gejala atau hukum alam, dapat disebut alat peraga. Fungsi dari alat peraga ialah memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau sukar dilihat, hingga nampak jelas dan dapat menimbulkan pengertian atau meningkatkan persepsi seseorang.
Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Alat peraga merupakan salah satu faktor untuk mencapai efisiensi hasil belajar. Ada enam fungsi pokok dari alat peraga dalam proses belajar mengajar yang dikemukakan oleh Sudjana (2002:99-100) dalam Awan (2008), yaitu:
1)   Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
2)   Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar.
3)   Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
4)   Alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau bukan sekedar pelengkap.
5)   Alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
6)   Alat peraga adalah salah satu atau seperangkat benda konkrit (alat bantu) yang dibuat atau disusun secara sengaja untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep, fakta dan prinsip dalam pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran  alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien. Selain itu penggunaan alat peraga dalam pembelajaran fisika juga dimaksudkan agar siswa tertarik, senang dan mudah memahami konsep yang terkandung di dalamnya serta menantang kesanggupan berpikir siswa yang akhirnya siswa tidak takut dengan mata pelajaran fisika. Prinsip-prinsip penggunaan alat peraga menurut Sudjana (2002) dalam Samarinda (2011) adalah :

1)   Menentukan alat peraga dengan tepat dan sesuai dengan tujuan serta bahan pelajaran yang diajarkan.
2)   Menetapkan dan memperhitungkan subyek dengan tepat, perlu diperhitungkan apakah alat peraga itu sesuai dengan tingkat kematangan dan kemampuan siswa.
3)   Menyajikan alat peraga dengan tepat, tehnik dan metode penggunaan alat peraga dalam pengajaran harus sesuai dengan tujuan, metode, waktu, dan sarana yang ada.

Alat Peraga Sebagai Media Pembelajaran
Alat peraga yang merupakan salah satu dari media pendidikan adalah alat untuk membantu proses belajar mengajar agar proses komunikasi dapat berhasil dengan baik dan efektif. Berdasarkan uraian tersebut jelaslah bahwa media atau alat bantu mengajar adalah merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Menurut Brunner dalam Sadiman (2003), dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Penggunaan alat peraga dalam belajar oleh Brunner dijelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar, siswa diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda konkret atau alat peraga, sehingga siswa langsung dapat berfikir bagaimana, serta pola apa yang terdapat dalam benda-benda yang sedang diperhatikannya.
Media pembelajaran dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima. Media pembelajaran mampu merangsang pikiran, perasaan, minat, dan perhatian siswa sehingga proses belajar terjadi. Media pembelajaran dapat berupa perangkat lunak (Software) yang berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan menggunakan peralatan. Sedangkan peralatan atau perangkat keras (Hardware) sendiri merupakan sarana untuk menampilkan pesan yang terkandung pada media tersebut.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran harus dipilih sesuai bentuk pesan yang akan disampaikan dan tujuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran tersebut. Selain itu ada faktor lainnya yang harus diperhatikan yaitu, ketersediaan sumber setempat, artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli/dibuat sendiri, ketersediaan dana, tenaga dan fasilitas, keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya media bisa digunakan dimanapun dan kapanpun serta mudah dipindahkan.
Pengembangan Media Pembelajaran (Alat Peraga) dengan Pendekatan ADDIE
Desain pembelajaran yang  sifatnya lebih generik adalah model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsi pendeka pendekatan ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Pembelajaran model addie merupakan pembelajaran yang efektif dan efesien serta prosesnya bersifat interaktif, dimana hasil evaluasi setiapa fase dapat membawa pengembangan pembelajaran ke fase sebelumnya. Hasil akhir dari suatu fase merupakan produk awal bagi fase berikutnya.
Model ADDIE adalah jembatan antara peserta didik, materi, dan semua bentuk media, berbasis teknologi dan bukan teknologi. Model ini mengasumsikan bahwa cara pembelajaran tidak hanya menggunakan pertemuaan tatap muka dan buku teks, tetapi juga memungkinkan untuk menggabungkan belajar di luar kelas dan teknologi ke dalam materi pelajaran. Artinya, model ini memastikan pengembangan instruksional dimaksudkan untuk membantu pendidik dalam pengembangan instruksi yang sistematis dan efektif. Hal ini digunakan untuk membantu para pendidik mengatur proses pembelajaran dan melakukan penilaian hasil belajar peserta didik. Model ADDIE didasarkan pada lima proses :
1.        Analysis (analisa)
2.        Design (disain / perancangan)
3.        Development (pengembangan)
4.        Implementation (implementasi/eksekusi)
5.        Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
Dari kelima tahapan inilah media pembelajaran yang efektif dan efisien dapat terbentuk. Dalam pembuatan alat peraga ini hanya sampai pada tahap ketiga yaitu developement atau pengembangan.
Pembuatan alat peraga ayunan matematis ini sudah melalui tahap analisis dimana analisis dilakukan dari berbagai sudut pandang baik guru maupun peserta didik sesuai dengan tahapan-tahapan yang ada pada proses analisis tersebut. Dari proses inilah kemudian gagasan pengembangan media berupa alat peraga muncul untuk membantu mengkonstruksi konsep yang abstrak pada materi ayunan matematis.
Tahap berikutnya adalah desain, berdasarkan tahapan yang ada pada proses ini alat peraga kemudian di desain agar memiliki tampilan yang tidak hanya menarik namun dapat juga mudah untuk dipahami oleh peserta didik. Alat peraga ini juga didesain agar dalam penggunaannya baik siswa maupun guru dapat dengan mudah menggunakannya dan memahami arti fisis yang disampaikan oleh alat peraga ini.
Alat peraga ini kemudian dikembangkan agar dalam penggunaanya lebih memudahkan siswa untuk memahami makna fisis yang ada beserta karakteristik dari ayunan matematis baik karakteristik besaran yang ada maupun konsep yang terkandung di dalamnya, sehingga informasi mengenai gerak harmonis sederhana dapat disampaikan dengan baik dan benar secara efektif dan efisien.

Metode Pembelajaran Alternatif (Demonstrasi)

Metode Pembelajaran Alternatif (Demonstrasi)- Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi proses untuk memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses. Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta sendiri. Sebagai hasil, peserta akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri. Tujuan dari demonstrasi yang dikombinasikan dengan praktek adalah membuat perubahan pada rana keterampilan. 

Langkah-langkah melaksanakan metode demonstrasi adalah sebagai berikut. 

1) Tahap persiapan, pada tahap persiapan ini ada beberapa hal yang harus dilakukan antara lain:

  • Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik setelah proses demonstrasi berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan dan keterampilan tertentu.
  • Persiapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kegagalan. 
  • Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan. 

2) Tahap pelaksanaan
  
Langkah-langkah Persiapannya adalah sebagai berikut: 

  • Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua peserta didik dapat melihat dengan jelas apa yang didemonstrasikan. 
  • Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai peserta didik. 
  • Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh peserta didik, misalnya ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang penting dari pelaksanaan demonstrasi. 

Langkah pelaksanaan demonstrasi, mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang peserta didik untuk berfikir. Misalnya pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong peserta didik tertarik untuk memperhatikan demonstrasi.

  • Ciptakan suasana yang menyejukkan dan menghindari suasana yang menegangkan. 
  • Yakinkan bahwa semua peserta didik mengikuti jalannya demonstrasi. 
  • Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi. 

Langkah mengakhiri demonstrasi, apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.

Kelebihan dan Kelemahan metode pembelajaran Demonstrasi adalah sebagai berikut. 

1) Kelebihan

  • Demonstrasi dapat mendorong motivasi belajar peserta didik.
  •  Demonstrasi dapat menghidupkan pelajaran karena peserta didik tidak hanya mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
  • Demonstrasi dapat mengaitkan teori dengan peristiwa alam lingkungan sekitar. Dengan demikian peserta didik dapat lebih meyakini kebenaran materi pelajaran.
  • Demonstrasi apabila dilaksanakan dengan tepat, dapat terlihat hasilnya.
  • Demonstrasi seringkali mudah teringat daripada bahasa dalam buku pegangan atau penjelasan pendidik. 
  • Melalui demonstrasi peserta didik terhindar dari verbalisme karena langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan. 

2) Kelemahan

  • Peserta didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.
  • Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
  • Sukar dimengerti apabila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
  • Demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan model ini tidak efektif lagi.
  • Demonstrasi memerlukan peralatan, bahanbahan dan tempat yang memadai berarti penggunaan model ini lebih mahal jika dibandingkan dengan ceramah. 
  • Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.
Demikianlah pemaparan terkait metode pembelajaran alternatif (Demonstrasi), semoga bisa memberikan manfaat bagi kita semua.
Terima Kasih telah membaca artikel tentang metode pembelajaran alternatif Demonstrasi.
Silahkan Berlangganan melalui email untuk mendapatkan model, strategi, dan metode pembelajaran alternatif lainnya.