Pengembangan Media Pembelajaran-Media
pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
menyampaikan pesan pembelajaran. Sadiman, dkk (2006:6) menjelaskan bahwa kata
media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara atau penghantar. Media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan, fungsinya untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Media
mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar yaitu dapat
memperjelas penyajian pesan dan informasi yang disampaikan oleh guru dalam
pembelajaran, mengarahkan dan meningkatkan perhatian siswa, serta
mengefektifkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu media
pembelajaran juga dapat digunakan oleh siswa sebagai sarana belajar mandiri,
atau bersama dengan siswa lainnya tanpa kehadiran seorang guru. Dengan media
pembelajaran dapat terus berlangsung meskipun tidak disertai oleh guru.
Media
pembelajaran sebagai sumber belajar merupakan komponen dari system
instruksional disamping pesan, orang, teknik latar dan peralatan. Sehingga
fungsi media pembelajaran yang utama adalah sebagai alat bantu mengajar yang
turut mempengaruhi kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan
oleh guru.
Dengan
demikian penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pencapaian
pembelajaran sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian
isi pesan pembelajaran. Secara umum media mempunyai kegunaan:
a. Memperjelas
pesan agar tidak terlalu verbalistis
b. Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra
c. Menimbulakan
gairah belajar, interaksi labih langsung antara murid dengan sumber belajar
d. Memungkinkan
anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, audiotori dan
kinestetiknya
e. Memberi
rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang
sama
Karakteristik
dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar mereka
dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Alat Peraga
Alat
peraga yaitu alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep. Sedangkan Menurut
Anderson dalam Lestari (2006), alat peraga digunakan sebagai media atau perlengkapan
untuk membantu para pengajar. Alat peraga juga dapat dikatakan sebagai alat
pembantu dalam mengajar agar efektif.
Hubungan
antara media dengan alat peraga yaitu bahwa media pendidikan adalah alat-alat
yang dapat dilihat dan didengar untuk membuat cara berkomunikasi menjadi
efektif. alat peraga ini bisa diartikan juga sebagai alat bantu dalam mengajar agar
lebih efektif. Alat peraga ini merupakan sebuah bentuk perantara yang dipakai
orang sehingga gagasannya sampai pada penerima. Tiap-tiap benda yang dapat
menjelaskan suatu ide, prinsip, gejala atau hukum alam, dapat disebut alat
peraga. Fungsi dari alat peraga ialah memvisualisasikan sesuatu yang tidak
dapat dilihat atau sukar dilihat, hingga nampak jelas dan dapat menimbulkan
pengertian atau meningkatkan persepsi seseorang.
Alat
peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk
menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Alat peraga merupakan salah
satu faktor untuk mencapai efisiensi hasil belajar. Ada enam fungsi pokok dari
alat peraga dalam proses belajar mengajar yang dikemukakan oleh Sudjana
(2002:99-100) dalam Awan (2008), yaitu:
1) Penggunaan
alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan
tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi
belajar mengajar yang efektif.
2) Penggunaan
alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar.
3) Alat
peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
4) Alat
peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau bukan sekedar
pelengkap.
5) Alat
peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar
mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru. Penggunaan
alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar
mengajar.
6) Alat
peraga adalah salah satu atau seperangkat benda konkrit (alat bantu) yang
dibuat atau disusun secara sengaja untuk membantu menanamkan atau mengembangkan
konsep, fakta dan prinsip dalam pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran alat peraga dipergunakan dengan tujuan
membantu guru agar proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien. Selain
itu penggunaan alat peraga dalam pembelajaran fisika juga dimaksudkan agar
siswa tertarik, senang dan mudah memahami konsep yang terkandung di dalamnya
serta menantang kesanggupan berpikir siswa yang akhirnya siswa tidak takut
dengan mata pelajaran fisika. Prinsip-prinsip penggunaan alat peraga menurut
Sudjana (2002) dalam Samarinda (2011) adalah :
1) Menentukan
alat peraga dengan tepat dan sesuai dengan tujuan serta bahan pelajaran yang
diajarkan.
2) Menetapkan
dan memperhitungkan subyek dengan tepat, perlu diperhitungkan apakah alat
peraga itu sesuai dengan tingkat kematangan dan kemampuan siswa.
3) Menyajikan
alat peraga dengan tepat, tehnik dan metode penggunaan alat peraga dalam
pengajaran harus sesuai dengan tujuan, metode, waktu, dan sarana yang ada.
Alat Peraga Sebagai Media
Pembelajaran
Alat
peraga yang merupakan salah satu dari media pendidikan adalah alat untuk
membantu proses belajar mengajar agar proses komunikasi dapat berhasil dengan
baik dan efektif. Berdasarkan uraian tersebut jelaslah bahwa media atau alat
bantu mengajar adalah merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan
siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Menurut
Brunner dalam Sadiman (2003), dalam proses belajar anak sebaiknya diberi
kesempatan untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Penggunaan alat peraga
dalam belajar oleh Brunner dijelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar,
siswa diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda konkret atau alat
peraga, sehingga siswa langsung dapat berfikir bagaimana, serta pola apa yang
terdapat dalam benda-benda yang sedang diperhatikannya.
Media
pembelajaran dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima.
Media pembelajaran mampu merangsang pikiran, perasaan, minat, dan perhatian
siswa sehingga proses belajar terjadi. Media pembelajaran dapat berupa
perangkat lunak (Software) yang berisi pesan atau informasi pendidikan yang
biasanya disajikan dengan menggunakan peralatan. Sedangkan peralatan atau
perangkat keras (Hardware) sendiri merupakan sarana untuk menampilkan pesan
yang terkandung pada media tersebut.
Penggunaan
media dalam proses pembelajaran harus dipilih sesuai bentuk pesan yang akan
disampaikan dan tujuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran tersebut.
Selain itu ada faktor lainnya yang harus diperhatikan yaitu, ketersediaan
sumber setempat, artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada
sumber-sumber yang ada, harus dibeli/dibuat sendiri, ketersediaan dana, tenaga
dan fasilitas, keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan
untuk waktu yang lama. Artinya media bisa digunakan dimanapun dan kapanpun
serta mudah dipindahkan.
Pengembangan Media Pembelajaran (Alat
Peraga) dengan Pendekatan ADDIE
Desain pembelajaran
yang sifatnya lebih generik adalah model ADDIE
(Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an
yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsi pendeka
pendekatan ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan
infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja
pelatihan itu sendiri.
Pembelajaran model addie merupakan pembelajaran yang efektif
dan efesien serta prosesnya bersifat interaktif, dimana hasil evaluasi setiapa
fase dapat membawa pengembangan pembelajaran ke fase sebelumnya. Hasil
akhir dari suatu fase merupakan produk awal bagi fase berikutnya.
Model ADDIE
adalah jembatan antara peserta didik, materi, dan semua bentuk media, berbasis
teknologi dan bukan teknologi. Model ini mengasumsikan bahwa cara pembelajaran
tidak hanya menggunakan pertemuaan tatap muka dan buku teks, tetapi juga
memungkinkan untuk menggabungkan belajar di luar kelas dan teknologi ke dalam
materi pelajaran. Artinya, model ini memastikan pengembangan instruksional
dimaksudkan untuk membantu pendidik dalam pengembangan instruksi yang
sistematis dan efektif. Hal ini digunakan untuk membantu para pendidik mengatur
proses pembelajaran dan melakukan penilaian hasil belajar peserta didik. Model
ADDIE didasarkan pada lima proses :
1.
Analysis (analisa)
2.
Design (disain /
perancangan)
3.
Development (pengembangan)
4.
Implementation (implementasi/eksekusi)
5.
Evaluation (evaluasi/
umpan balik)
Dari
kelima tahapan inilah media pembelajaran yang efektif dan efisien dapat
terbentuk. Dalam pembuatan alat peraga ini hanya sampai pada tahap ketiga yaitu
developement atau pengembangan.
Pembuatan
alat peraga ayunan matematis ini sudah melalui tahap analisis dimana analisis
dilakukan dari berbagai sudut pandang baik guru maupun peserta didik sesuai
dengan tahapan-tahapan yang ada pada proses analisis tersebut. Dari proses
inilah kemudian gagasan pengembangan media berupa alat peraga muncul untuk
membantu mengkonstruksi konsep yang abstrak pada materi ayunan matematis.
Tahap
berikutnya adalah desain, berdasarkan tahapan yang ada pada proses ini alat
peraga kemudian di desain agar memiliki tampilan yang tidak hanya menarik namun
dapat juga mudah untuk dipahami oleh peserta didik. Alat peraga ini juga
didesain agar dalam penggunaannya baik siswa maupun guru dapat dengan mudah
menggunakannya dan memahami arti fisis yang disampaikan oleh alat peraga ini.
Alat
peraga ini kemudian dikembangkan agar dalam penggunaanya lebih memudahkan siswa
untuk memahami makna fisis yang ada beserta karakteristik dari ayunan matematis
baik karakteristik besaran yang ada maupun konsep yang terkandung di dalamnya,
sehingga informasi mengenai gerak harmonis sederhana dapat disampaikan dengan
baik dan benar secara efektif dan efisien.